Oleh:Tatang, S.St.Pi.

Indonesia dikenal dengan negeri seribu potensi, tidak ketinggalan potensi sumberdaya ikan yang begitu melimpah tersedia sepanjang tahun. Kita memiliki biodiversitas yang sangat beragam dan sangat sulit dimiliki oleh negara lain. Dengan potensi yang sumberdaya ikan yang besar ini selayaknya rakyat indonesia bisa sejahtera melalui perikanan, namun yang terjadi negara kita masih tetap menjadi negara lima besar penghasil prosuk kelautan dan perikanan didunia.

Dengan misi Kementerian Kelautan dan Perikanan yang baru, yakni Indonesia menjadi Negara pengahasil produk kelautan dan perikanan terbesar tahun 2015 seyogyanya dapat mendorong semangat kita untuk membuktikan kebesaran potensi sumberdaya perikanan yang kita miliki serta keuletan bangsa kita yang sudah dikenal sejak lama. Kita harus menunjukan pada dunia bahwa Indonesia merupakan bagian yang tidak bisa dilupakan serta merupakan lumbung pangan dunia. Kita sadari betul keberadaan negara kita semakin terjepit ketika negara-negara kapitalis mulai mencengkram dengan segala potensi yang dimilikinya.

Kita sebagai negara besar harus menyadari betul posisi kita di antara negara-negara besar yang terus diuntungkan dengan keberadaan Indonesia ini, mengapa hal ini terjadi:

  1. Negara kita memiliki potensi SDA yang sangat besar/melimpah, hal ini yang mendorong diawal kemerdekaan sampai sekarang investasi disektor SDA sangat menguntungkan negera-negara maju. Mereka tidak punya SDA untuk menopang keberlangsungan warganya sehingga hasil-hasil SDA dari negara kita terus digerus dan diangkut ke negara besar/maju dalam bentuk bahan baku (row material), seperti: rumput laut, tuna, teripang, kerapu, gurita, cumi-cumi dan lainnya.
  2. Negara kita memiliki letak yang sangat strategis dengan jumlah penduduk yang sangat besar. Hal  ini mendorong bangsa lain menjadi pengimpor yang baik bagi produk mentah dan sekaligus menjadi pasar bag produk olahan dari negara maju, baik dalam bentuk produk akhir berupa olahan ikan maupaun sarana pendukung lainnya.
  3. Negara kita memiliki SDM yang belum mampu mengelola sumberdaya yang kita miliki secara profesional, adil, transfaran dan berkelanjutan. Ini memang sangat sulit, namun jujur ini harus kita akui dan kita jadikan motivasi dalam membangun dunia Kelautan dan Perikanan yang kita cintai ini.
  4. Kita tidak memiliki grand strategi yang membumi, baru pada Kementerian Kelautan dan Perikanan sekarang ini kita memiliki misi yang strategis dan akan menjadi pendorong untuk memaksimalkan potensi yang kita miliki agar memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat dan negara serta dapat pertahankan keberlanjutannya.

Strategi yang bisa dilakukan oleh masyarakat perikana di indonesia adalah kita bisa bercermin dari negara China atau Vietnam. Dibading kita potensi dua negara tersebut memiliki potensi KP yang jauh dibawah kita, akan tetapi mereka mampu menjadi yang terbesar untuk beberapa produk kelautan dan perikanan.  Kuncinya mereka mampu memproduksi secara massal dengan biaya yang sangat efisien. Untuk menggungguli permainan negara-negara besar yang menjadikan kita tidak lagi mampu bersaing memang sangat sulit, karena hampir di semua lini kita sangat tergatung pada negara besar, mulai dari sarana perikanan, teknologi dan aturan pendagangan mereka yang menentukan.

Ada beberapa hal yang bisa kita pertimbangkan sebagai strategi utuk menciptakan keunggulan sektor kelautan dan perikanan yang kita miliki, diantarnya:

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

  1. Perbanyak jumlah produsen produk kelautan baik dari sisi pelaku usaha, diversifikasi produk dan segmentasinya.

Ketika kita mampu meningkatkan jumlah pengolah ikan maka harus didorong juga dengan semangat kebersamaan untuk mengkonsumsi produk yang dihasilkan oleh pengolah dalam negeri, jangan anti dengan produk dalam negeri. Kalau produksi dalam negeri masih terasa mahal dapat diakali dengan mendirikan sentra-sentra pengolahan sedekat mungkin dengan daerah pemasaran (kita bisa lihat konsep bisnis franchise indomart/yomart/alfamart). Tingakatkan juga variasi produk yang kita oleh, sehingga dengan biodiversita sumberdaya yang kita miliki negara kita akan menjadi produsen produk olehan paling variatif di dunia. Kalo memungkinkan kita jangan jual lagi ikan sidat dalam bentuk segar, kita bisa jadikan unagi atau produk lainnya, baru kita ekspor ke jepang, UE, Amerikan dan negara maju lain. Segmentasi pengolahan juga bisa ditinjau lagi, agar tercipta usaha yang saling mendukung satu sama lain.

  1. Gunakan bahan baku dan bahan pendukung yang berasal dari bahan lokal yang jumlah dan ketersediaanya melimpah.

Kita semakin terjepit oleh negara besar, sehigga hampir semua barang yang dihasilkan menjadi tidak efisien lagi. Para pemegang modal yang besar (kafitalis) telah menguasai sektor-sektor vital yang mengakibatkan biaya produksi barang dinegara kita semakin tinggi. Salah satu strategi yang perlu kita pikirkan adalah kita memproduksi barang/makanan/jasa dengan bahan baku lokal yang melimpah dan tersedia dalam jumlah besar. Sebagai ilustrasi kita bisa produksi ikan nilem dengan pola mina padi, sampai dihasilkan ikan seukuran jari sehingga tidak memerlukan pakan buatan yang mahal (karena tepung ikannya masih impor), ikan nilem ini langsung saja diolah menjadi baby fish/nilem crispy/nilem goreng tepung/nilem oven/nilem barbeque/nilem kering/abon nilem, dll. Contoh lain ikan grascap yang sekarang sedang dikembangkan untuk restoking perairan umum dengan tujuan mengendalikan gulma seperti eceng gondok dan tanaman air lainya yang jumlahnya kian banyak dan dapat mengganggu ekosistem. Di prediksi pada tahun depan ikan grascap ini akan menjadi tangkapan yang melimpah dbeberapa danau, ini harus dijadikan sebagai row material yang bisa diolah menjadi makanan yang enak. Pada bagian ini, intinya saya ingin mengaskan kalau kita dapat menggunakan bahan baku yang sifatnya lokal dan hal ini penting guna mendorong bergeraknya masyarakat Indonesia menjadi negara yang setiap individunya menjadi penghasil produk, bukan hanya sebagai konsumen setia.

  1. Bangun keyakinan bangsa kita bahwa dengan kemandirian kita bisa bertahan.

Kita sudah cukup banyak memiliki lulusan perguruan tinggi, akan tetapi yang dihasilkan dengan tumbuhnya usaha baru sangat tidak signifikan sehingga pemerintah wajib mendorong lulusan PT agar dapat mendirikan usaha ditingkat lokal seperti desa serta menjadikan desanya madiri, ketika masing-masing desa sudah mandiri bukan tidak mustahil negara kita juga akan mandiri. Produk kelautan dan perikanan kita akan mendjadi primadona dinegari sendiri dan kita tidak lagi menjadi pembantu dinegeri kita sendiri.